Skip to Navigation Skip to Content

Bayang Asa

Hari tak dapat kukejar
Cita tak dapat kuraih
Belenggu angan menyerang
Setiap terjaga dari hidup

Bosan rasanya mengingat harap
Karena harap tak berujung nyata
Bocah-bocah berlari dengan hampa
Tak sadar apa yang menanti

Sementara aku…
Disini,
Terpatri dalam harap…
Asa,
Hanya itu yang kupunya…
Tunggu,
Dan Tuhan tentu saja

Karya orisinil dari : Dasep Buchori
Yogyakarta, Jum’at 18 April 2008, 09.15 wib

Di tulis oleh: Dasep Buchori

Mohon ampun Ya Rabb, tadi aku sholat ba’da maghrib di masjid tidak khusyu. Baru banget aku pulang dari masjid saat ini, ah..sholatku aku isi sebagian dengan perasaan tidak kuat menahan tawa, sehingga aku ngga yakin sholatnya diterima apa ngga. Ra-kaat pertama kujalani seperti biasa aku sholat, sehabis takbiratul ihram aku baca iftitah lalu al-fatihah. “Maliki yaumiddin”, sesaat setelah itu, aku ingat anak bule tadi, bule ke-sasar ada di Lodadi, nama kampung tempat aku tinggal di Jogja. Sering sekali aku li-hat anak bule ini datang ke masjid untuk sholat, sering pula aku lihat bapaknya, tinggi besar tidak terlalu kelihatan bule-nya, tapi kata temanku dia orang Italy yang hijrah ke Indonesia.

Tak tahan rasanya...(baca lengkap)

Di tulis oleh: Dasep Buchori

Ketika aku membaca tulisan dibawah ini : “Ayahku adalah seorang guru Sekolah dasar di daerah tepencil dipinggir kali besar, sebagai anak guru sebagian masyarakat, kolega dan orang tua murid menyayangiku dan memberikan perhatian lebih, terkadang panggilan “pak Guru” yang ditujukan kepada Ayahku menjadi hal yang sangat membanggakan ketika aku mendengarnya, bahwa aku bangga bahwa ayahku adalah seseorang yang dihargai karena pekerjaannya, begitu indah menjadi pendidik, jika semua masyarakat mampu menghargai bahwa guru adalah orang yang paling berjasa dalam sejarah peradaban manusia. Seiring berjalan waktu, profesi guru menjadi tidak menarik dan semakin tidak diminati karena tidak didukung oleh penangung kebijakan di Indonesia, gaji guru yang rendah menjadikan profesi guru meluntur dan kehilangan penghargaannya dalam strata ekonomi masyarakat, banyak dari para guru yang memiliki rangkap pekerjaan. Ayahku adalah salah satunya,...(baca lengkap)

Di tulis oleh: Dasep Buchori

Sudah satu jam aku terduduk di depan komputerku, di sebuah kotak kamar berukuran 3 x 2.75, semilir angin yang biasa ]menggerayangi tubuhku seakan-akan lenyap, biasanya suasana malam di daerah Kaliurang cukup dingin tapi tidak malam ini, gerah sekali kurasakan. Berkali-kali kucoba menulis sesuatu yang bisa aku tuangkan untuk curahan hatiku malam ini, sendiri dan aku tak berharap ada orang yang mau mendengarku.

Pertama aku tulis sesuatu mengenai perasaanku tentang masa-masa akhir kuliahku, aku bingung dengan semuanya, aku malu harus minta uang terus untuk membiayai kuliahku, aku mulai mencari kerja, ya aku dapat kerja sebagai surveyor di Paguyuban Cagar Budaya Yogya,...(baca lengkap)

Ditulis oleh: Dasep Buchori